BELANJA ONLINE DISINI ... SUPER KOMPLIT
































Selasa, 07 Juli 2009

BERDO'A

. Selasa, 07 Juli 2009



Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu

penjual tempe . Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai

penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari

bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti

mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia

selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang

bambu tempat tempe , dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang

dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe

yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian

berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe

itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia

bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan,

dan modal membeli kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe .

Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika

meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di

tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau

tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina

ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe . Hanya

kepada-Mu kuserahkan nasibku..." Dalam hati, dia yakin, Allah akan

mengabulkan doanya.

Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe . Dia

rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih

berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe

. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum

semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum,

dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe

itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya

yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah

jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak
pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang

bisa aku lakukan selain berjualan tempe . Karena itu ya Allah,

jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku..."

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun

pembungkus tempe . Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar,

dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya

memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut.

"Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya.

Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin,

"tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas

tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia

yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.

Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan

keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe !" batinnya.

Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan...

dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti

ketika pertama kali dia buka di dapur tadi.

Kecewa, aitmata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan?

Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia

ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk. Dengan

lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang

telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau

membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa

sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya. Airmatanya kian

menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan

dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan

"teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang

mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah

laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami

kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia

merasa cobaan itu terasa berat...

Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia

memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah

tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah

jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang

menjualnya. Ibu punya??"

Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa

menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya

Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan

doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan

tempe ..." Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia

letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe ..."

"Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu

lagi.

Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya

Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan

gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang

dia lihat, pembaca?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang

masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah! " pekiknya, tanpa sadar. Segera

dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli.

Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu

aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?"

"Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di

Australia ingin sekali makan tempe , asli buatan sini. Nah, agar bisa

sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi,

saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi

semuanya berapa, Bu?"

Sooo, ini kisah yang biasa bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap

berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling

cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa

diabaikan, merasa kecewa. padahal, Allah paling tahu apa yang paling

cocok untuk kita. Bahwa semua rencanaNYA adalah sempurna. --------


0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Daftar Blog Saya

Untuk Meningkatkan Trafik Web Anda

BANNER WEBSITE PTC

Join Vinefire!
Nama_Blog_Anda is proudly powered by Blogger.com | @CopyRight 2008